Umum

Kabinet Jepang Gelar Rapat Darurat Tengah Malam, Fokus pada Evakuasi dan Stabilitas Infrastruktur Vital

262
×

Kabinet Jepang Gelar Rapat Darurat Tengah Malam, Fokus pada Evakuasi dan Stabilitas Infrastruktur Vital

Share this article

EKONOMIHARIINI.COM – TOKYO, 9 Desember 2025 — Pemerintah Jepang mengambil langkah cepat dan terkoordinasi menyusul gempa bermagnitudo 7,5 yang mengguncang kawasan Aomori dan wilayah timur laut Jepang pada Senin malam. Dalam hitungan menit setelah gempa terjadi, Perdana Menteri Jepang memerintahkan pembentukan Satgas Tanggap Darurat Nasional yang bertugas melakukan penilaian kerusakan, memastikan proses evakuasi berjalan aman, serta mengoordinasikan seluruh layanan darurat di wilayah terdampak.

Dalam konferensi pers di Kantor Perdana Menteri, juru bicara pemerintah menyatakan bahwa keselamatan warga menjadi prioritas utama. “Pemerintah bergerak dalam struktur crisis mode. Seluruh kementerian dan lembaga relevan kini berada dalam koordinasi penuh di bawah Satgas Nasional Bencana,” ujarnya.

Evakuasi Massal & Koordinasi Lapangan Diperketat

Lebih dari 90 ribu warga di area pesisir utara Jepang segera dievakuasi setelah Badan Meteorologi Jepang mengeluarkan peringatan tsunami yang sempat memperkirakan gelombang hingga 3 meter. Pemerintah pusat langsung memerintahkan pemerintah daerah untuk membuka pusat-pusat evakuasi dan memastikan pasokan logistik, listrik darurat, serta layanan kesehatan dapat diakses masyarakat.

Meski gelombang tsunami yang tiba kemudian hanya mencapai sekitar 70 sentimeter, pemerintah tetap menegaskan bahwa prosedur evakuasi merupakan langkah wajib demi mencegah korban jiwa.

“Kami tidak boleh meremehkan potensi tsunami, sekecil apa pun. Prosedur ini dibuat setelah pengalaman pahit masa lalu,” kata Menteri Pertahanan yang memimpin koordinasi pasukan penyelamat di lapangan.

Pemerintah Pastikan Infrastruktur Vital Aman

Salah satu fokus utama pemerintah adalah memastikan keamanan fasilitas vital seperti jembatan, terowongan, jaringan transportasi, dan terutama pembangkit listrik tenaga nuklir di wilayah terdampak. Pemerintah Jepang menegaskan bahwa seluruh reaktor dalam kondisi aman, tidak ada kebocoran radiasi, dan semua sistem keamanan berfungsi normal.

“Kami telah mengirim tim teknis ke seluruh PLTN di wilayah utara. Hingga saat ini, tidak ditemukan kejanggalan,” tegas Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri.

Peringatan Tsunami Dicabut, Warga Tetap Diminta Waspada

Beberapa jam setelah situasi dinyatakan stabil, pemerintah mencabut peringatan tsunami. Meski demikian, Satgas Nasional tetap memperingatkan potensi gempa susulan kuat dalam beberapa hari ke depan. Pemerintah meminta warga untuk tidak kembali ke rumah yang rusak hingga mendapat izin dari otoritas setempat.

“Kami memahami keinginan warga untuk kembali ke rumah masing-masing. Namun keselamatan harus didahulukan,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Jepang.

Respons Pemerintah Diapresiasi

Respons cepat pemerintah Jepang mendapat apresiasi dari sejumlah analis kebencanaan internasional. Sistem peringatan dini, prosedur evakuasi, dan koordinasi antarinstansi dianggap menunjukkan kesiapan Jepang dalam menghadapi bencana besar.

Bagi warga asing di Jepang, termasuk warga asal Indonesia, pemerintah juga bekerja sama dengan sejumlah kedutaan besar untuk memastikan penyampaian informasi berjalan lancar.

“Koordinasi internasional penting karena Jepang adalah rumah bagi banyak warga negara asing. Pemerintah memastikan semua pihak merasa aman,” ujar pejabat Kementerian Luar Negeri Jepang.

Pemerintah Tegaskan: Situasi Terkendali, Namun Kewaspadaan Tetap Tinggi

Menutup konferensi pers, pemerintah menegaskan bahwa kondisi di wilayah terdampak berada dalam kendali, namun imbauan kewaspadaan tetap diberlakukan. Satgas Nasional terus memonitor perkembangan dan siap menambah sumber daya bila diperlukan.

“Kami akan terus menjaga kesiapsiagaan selama 24 jam. Jepang telah menghadapi bencana sebelumnya, dan kami akan selalu belajar untuk menjadi lebih tangguh,” tegas Perdana Menteri. (HLC)