EKONOMIHARIINI.COM – Tragedi ini kembali menyoroti betapa pentingnya penghormatan terhadap hukum perang dan perlindungan terhadap warga sipil — terutama anak-anak dan warga rentan — di tengah konflik bersenjata.
Situasi di Kalogi menggambarkan betapa rapuhnya warga sipil di tengah konflik yang terus berlangsung di Sudan. Banyak keluarga kehilangan orang-orang tercinta, anak-anak menjadi korban, dan komunitas mendadak berubah menjadi zona bencana kemanusiaan. Sementara itu, lembaga kemanusiaan dan negara-negara di seluruh dunia menyerukan agar kekerasan terhadap warga sipil dihentikan serta akses bantuan kemanusiaan segera dipermudah untuk para penyintas.
Salah satu media yang melaporkan insiden ini menekankan bahwa penggunaan drone terhadap sasaran sipil — terutama TK dan rumah sakit — merupakan pelanggaran serius terhadap hukum kemanusiaan internasional. Mereka mendesak dilakukannya investigasi independen guna memastikan akuntabilitas dan keadilan bagi para korban.
Kejadian tragis itu langsung memicu kecaman keras dari komunitas internasional. Laporan menyebut bahwa serangan itu terjadi tanpa pandang bulu, menargetkan lokasi yang seharusnya aman — tempat anak-anak bersekolah dan fasilitas kesehatan. Banyak korban dilaporkan tewas seketika, sementara puluhan lainnya luka dan membutuhkan perawatan segera.
Sebuah serangan drone di kawasan permukiman sipil di Kalogi, Sudan, menewaskan setidaknya 114 orang — termasuk 63 anak-anak — ketika drone menyerang sebuah taman kanak-kanak dan rumah sakit, menurut pernyataan dari World Health Organization (WHO). (ITR)



